Hiiiii, apa kabar? Semogaa dalam keadaan sehat yaa kawann. Kali ini, marila kita sharing ringan ya sobat karena pikiran yang ga ditumpahkan bisa jadi ga sehat buat kite-kite semua. Kalo kamyu punya hal yang mau digosipin, c’mon spill the tea ya browww
Btw, tahun ini eike sah 24 tahun, club 24+, please raise your glass with me cus we deserve to be well deserved. Aku orang yang cukup filosofis, jadi semua-semua dibawa ke definisi yang deep dan harus dapat pati intinya. Di usia yang baru ini, akupun kekgitu. Apa ya yang udah kukerjakan setahun terakhir, ada engga ya yang berubah di setahun terakhir dan apakah aku adalah manusia yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya? Semenjak 2 tahun terakhir, sejak awal Mei aku udah mulai merenungi nasib sambil diam-diam bengong.
Masalah ekonomi dan karir mungkin jadi pergumulan banyak orang, khususnya bagiku dan mungkin kebanyakan teman-teman disini. Ekspektasi setelah lulus bisa langsung kerja dan bisa berkontribusi untuk keluarga, tapi keknya belum bisa. Ada yang langsung bisa, mungkin dapat kerja yang oke dan gaji oke, dan ada yang dulu networkingnya bagus, and the list goes on and on. Kenapa ya kok bisa mereka gitu dan aku kok gabisa? Ga jarang malah jadi putus komunikasi dengan beberapa teman yang dulu ya ges ya. Akupun sedih, kenapalah harus jadi begindang.
Baru minggu ini, aku ketemu orang yang tah kenapa kami relate dengan situasi kami. Then, dia tiba-tiba bilang, “aku mel agak gimana gitu nengok orang yang udah diatasku.” It shocked me, literally. Ini pun membuat aku berpikir, “emang kenapa kalau ada orang diatas kita? Dan emang kenapa dia bisa diatas kita? Dan kalau memang ada kategori kayak gitu, kok bisa ada, dan kenapa banyak orang percaya sama kategori itu?” Sampai titik ini, dengan segala upaya terapi mandiri untuk bisa sembuh dan bebas dari pertanyaan tersebut, aku merasa kalau engga ada orang yang benar-benar diatasku atau dibawahku. Kita semua sama, sama sama struggle dengan posisi kita masing-masing.
Aku pun ga bisa memungkiri, kalau pertanyaan tadi adalah hal alami dalam hidup kita. Pertanyaan-pertanyaan filosofis ini akan melatih kita untuk memikirkan dan mendeskripsikan keadaan kita saat ini. Jujur, memang pertanyaan ini bisa sangat intimidating dan malah bikin kita jadi ga percaya diri dengan kemampuan kita. I’ve been there, thousand times. Dan, mungkin kamu juga lagi ada di fase ini. One thing that I want to say is that you are on your track, and you’re not in a running of something. Don’t be so rude to yourself by comparing yourself to someone’s life.
Coba deh liat gambar ini:
Membandingkan diri dengan orang lain adalah jalan paling jitu untuk menurunkan semangat dan merasa ga puas dengan diri sendiri.
"If you have the courage to forge your own path, don't keep using someone else’s rubric to judge your life. Be proud of what you're doing," Liz Fosslien
Quote ini harusnya bisa jadi reminder buat kita, seharusnya kita harus lebih fokus dengan cerita dan perjuangan masing-masing kita. Embrace the unique path of yours.
Embrace the unique path of yours. It’s easier said than done, ya gak sih? Betul kali, untuk membuat jalan kita hidup sendiri itu bakalan takes so much energi and time, dan pasti sulit banget prosesnya. Proses ini mungkin akan “ga jelas”, penuh ketidakpastian dan keragua-raguan, tapi proses ini akan sangat worth it. Disini, kamu bisa banyak belajar tentang your potential and bisa jadi kamu bisa menemukan definisi “good life” dan gimana caranya mendapatkan “good life.”
Dari tahap ini, kita bisa membuat definisi sukses kita sendiri, tanpa dikte dari orang lain. Kita bisa membuat definisi kita tentang uang, kegagalan, karir, up and down, dan masih banyak lagi. Perubahan perspektif ini akan membuat kita lebih menghargai setiap milestones kita, baik kecil maupun besar, kita juga bisa mengerti setiap ekspektasi-ekspektasi kita. Kita juga bisa bebas dari definisi tradisional tentang kesuksesan.
Terakhir, celebrating and recognizing your achievements. Yang ini mungkin sering lupa, ya? Just for today, take some moments utk merimangi atau mengingat-ingat lagi. Nah, ternyata udah banyak ya yang kau kerjakan? Kasih pesta dikitlah kawann. Mulai hari ini, jangan kecilkan setiap hal yang kau lakukan, ya, gausa dibandingkan sama apa yang udah dilakukan orang lain, ya. (ini udah kek mamak2 lagi menasihati anak orang).
Kesimpulannya adalah nikmati setiap prosesmu (be present), cari definisi kesuksesanmu sendiri (pathless path), dan embrace your unique journey. Be true to yourself and be gentle, there’s no need to rush.
Last night, I wrote something about how I was feeling and what is my next goal in life
Sekian dulu sharing kita minggu ini, hope it helps you. Btw, kalau dirimu punya something to share, bisa balas email ini yaa. Okedeh, thank you ya ges. Btw, boleh kali yaa membagikan ini ke teman-temanmu yang laen.
bye ges, see you di bacotan selanjutnya. Happy Sunday & have a great week!
Hey friend, if you enjoy reading Melva’s Notes, feel free to share them with other friendly readers. And if they like the newsletter and end up subscribing, let’s talk then.
I appreciate your time while reading today’s newsletter. If you have any comments, requests, or questions, please drop them through email (reply to this email) or hit the “Leave a Comment” button.
Best wishes
Melva Bintang.