Sekolah adalah salah satu tempat belajar menjadi manusia
Lalu, seberapa baik tempat itu sehingga disebut tempat belajar?
Hello, Buddy! Happy Tuesday, hope you’re feeling okay !! Selamat Lebaran buat teman-teman yang merayakan, ya.
Let’s talk about education in Dairi and what should we do improve more?
Pendidikan adalah salah satu pilar penting pembangunan nasional dan semakin genting di lingkungan ekonomi berbasis pengetahuan saat ini. UN menetapkan pendidikan sebagai tujuan ke-4 untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Kesepakatan ini pun menjadi tolak ukur penting bagi kepala negara untuk membuat kebijakan tertentu, khususnya dunia pendidikan. Indonesia sendiri menggelontorkan dana sebesar 20% atau Rp 660,8 T dari APBN untuk dunia pendidikan. (CNBC, 2023)
Menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, angka ini yang cukup besar ini (dana untuk pendidikan) diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru, tenaga pendidikan, pemerataan kualitas pendidikan melalui distribusi guru dan sarana pendidikan, serta peningkatan PAUD,
Apakah Dairi melakukan hal yang sama, setidaknya menyamakan visi misi terhadap SDGs goals yang ke-4?
Eddy Berutu mengatakan visi RPJPD Kabupaten Dairi tahun 2025-2045 adalah mewujudkan Dairi unggul, maju, dan berkelanjutan yang didukung dengan 8 misi pembangunan. Misi pertama adalah mewujudkan transformasi sosial untuk membangun sumber daya manusia memiliki kesehatan prima, pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan sejahtera. Poin ini menggarisbawahi pendidikan berkualitas dalam misi pembangunan. Seberapa seriuskah poin pertama ini dilakukan? Sejauh ini, yang dapat dilihat adalah spending untuk pendidikan yang dilakukan pemerintah.
Berdasarkan data dari Progress Report Pengendalian Pembangunan Provinsi Sumatera Utara, pendidikan adalah salah satu mandatory spending APBD dengan realisasi hampir 30% (target pemerintah pusat adalah 20%).
Lalu, bagaimana penerapan anggaran yang cukup besar ini di sekolah?
Definisi pengetahuan oleh BPS diukur melalui indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Berdasarkan data BPS, rata-rata lama sekolah siswa dairi dari tahun 2020-2022 adalah 9,63 atau setara dengan tamat SMP. Padahal komitmen pemerintah sejak Juni 2015 adalah setiap penduduk yang masuk usia sekolah wajib menempuh pendidikan hingga SMA atau 12 tahun. (DPR RI, 2015). Walaupun ada beberapa jurnal yang mengatakan semakin tinggi lama sekolah, semakin tinggi pula angka penganggurannya, di kebanyakan penelitian justru mengatakan bahwa warga yang berpendidikan adalah aset penting bagi pertumbuhan ekonomi. Karena, mereka dapat meningkatkan produktivitas ekonomi, menciptakan produk dan jasa baru, serta meningkatkan human capital di suatu negara.
Ada banyak faktor yang membuat rata-rata lama sekolah cenderung rendah, seperti:
Kesulitan ekonomi: Biaya pendidikan yang semakin mahal
Kesulitan sosial: Penduduk yang tinggal di pedesaan cenderung lebih sulit mendapatkan pendidikan yang baik.
Infrastruktur kurang memadai: Fasilitas pendidikan yang kurang memadai memicu proses pembelajaran yang tidak efektif.
and the list goes on.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memitigasi faktor tersebut diantaranya:
Menambah beasiswa dan bantuan pendidikan: Dengan menggencarkan dana sosial untuk pendidikan atau beasiswa akan sangat membantu membuat siswa bertahan sekolah.
Mensejahterakan tenaga pendidik: Memberikan sertifikasi, pelatihan guru, serta menambah tunjangan guru. Stigma profesi guru yang kurang dipandang di masyarakat dapat perlahan berubah jika pemerintah benar-benar ingin memuliakan guru.
Memperbaiki infrastruktur sekolah: Infrastruktur yang baik adalah hal yang sangat penting untuk mendukung pendidikan yang baik.
Selain rata-rata lama sekolah yang cenderung rendah, ada satu hal yang perlu disoroti dalam upaya meningkatkan pendidikan di Dairi, yaitu ketersediaan buku di perpustakaan. Perpustakaan adalah pusat sumber belajar bukan hanya untuk siswa, tapi juga untuk guru dan semua warga sekolah. Tempat ini bisa menjadi rumah literasi yang dapat menyelamatkan anak dari kemampuan berliterasi.
Mari kita lihat data jumlah buku dan pengunjung perpustakaan berdasarkan buku “Dairi dalam Angka,”
Data Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kabupaten Dairi (kunjungan), 2021-2023
Beberapa hal yang bisa kita garis bawahi adalah:
Koleksi buku lebih besar dari jumlah pengunjung tetapi lebih kecil dari jumlah siswa. Jadi, apakah baik atau buruk jika total koleksi buku lebih sedikit dari jumlah siswa?
Jika pengunjung hanya 28.128, yang berarti hampir seperempat dari jumlah siswa, persentase siswa yang mengunjungi perpustakaan adalah 33%. Apakah ini berarti siswa kurang tertarik dengan perpustakaan?
Karena kita tidak memiliki analisis demografis, analisis genre, dan keterlibatan pengunjung di perpustakaan, apa saranmu untuk meningkatkan fasilitas perpustakaan di wilayah ini?
Mari kita diskusikan pertanyaan di setiap poin diatas:
Kurangnya buku berarti ada peluang untuk ekspansi sehingga perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan siswa. Minat orang terhadap buku dapat bervariasi, dan penggunaan perpustakaan online telah menarik perhatian masyarakat secara besar-besaran. Perpustakaan offline perlu meningkatkan kebermanfaatan, aksesibilitas, dan suasana, terutama dalam hal jumlah buku, untuk menarik lebih banyak orang, khususnya siswa.
Banyaknya julah siswa bisa menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk berbagai genre dan subjek buku. Jumlah pengunjung yang rendah ke perpustakaan bisa menjadi tanda kurangnya minat dan kesadaran tentang perpustakaan. Informasi dan aksesibilitas yang kurang menjadi sinyal bagi pemerintah tentang kebutuhan untuk meningkatkan manajemen perpustakaan yang lebih baik.
Ternyata, masih banyak yang perlu dibenahi di dunia pendidikan dan Ini menjadi alarm penting bagi pemerintah Kab. Dairi untuk terus memonitori, mengevaluasi, dan mengerjakan hal-hal yang sudah disepakati. Menyiapkan anggaran dana yang cukup besar untuk dunia pendidikan tidak berarti pekerjaan selesai sampai disitu. Pertanggungjawaban dana terhadap negara dan juga masyarakat adalah hal yang harus dilakukan secara serius oleh pemerintah dan stakeholder pembangunan. Poin 1 pada misi pembangunan yang diucapkan oleh Eddy Berutu adalah hal yang sangat mungkin tercapai, atau tidak?
Sejauh ini, menurutmu, apakah pemerintah Dairi melakukan pekerjaan yang baik khususnya di dunia pendidikan?
Nb: Pendidikan yang berkualitas memiliki banyak unsur yang harus dioptimalkan. Tentu saja, dengan melihat rata-rata lama sekolah dan jumlah buku tidak terlalu mendeskripsikan secara luas permasalahan pendidikan. Namun, kedua unsur ini sangat berkaitan dengan unsur lain dalam dunia pendidikan. Rata-rata lama sekolah adalah salah satu tolak ukur kuantitatif yang penting untuk melihat kualitas kualitatif pelayanan pendidikan di negara ini.
I would like to know your opinion about this topic. You can hit the reply button here, or just send me an e-mail. Here’s my e-mail: bintangmelva9@gmail.com
Sumber:
Redaksi. (1970, January 1). Anggaran Pendidikan 2024 Tembus Rp660,8 T, buat apa saja? CNBC Indonesia. [Link]
Komunikasi, S. D. (2024, April 5). Bupati Eddy Berutu Buka Musrenbang RPJDP, Bahas 8 Misi Pembangunan dan Visi Memajukan Dairi. PEMKAB DAIRI. [Link]
Rahminawati, N. (2023). Strategi Peningkatan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Rahminawati | Ta Dib Jurnal Pendidikan Islam. [Link]
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi. (n.d.). [Link]
Bintang, M. (2024, April 3). Knowledge-Based economy. Melva’s Note. [Link]
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kajian/file/kajian-23.pdf
Well, you’ve reached the end of the story today.
That’s a wrap for today, thank you for reading. If you find this article interesting, please share this with your best friends, your partner, or other important person in your life.
Melva Bintang